Jumat, 19 Mei 2017
Coretan Puisi : Untukmu Nama dalam Makna
Desir angin menyapa kerinduan dalam sejuknya embun pagi
Yang memberi harapan pada insan untuk menyapa hari
Ada keindahan dibalik fajar yang menanti senyum mentari
Hati pun terasa rindu menyapamu wahai gadis dengan senyum yang menyejukkan hati
Alunan senyum mu mulai melambai bersama paras ayumu
Yang memberikan ciri khas anggunmu, sebagai tanda mahkota kecantikanmu
Untukmu, gadis manis, yang membuat keindahan disetiap tatapan mata indahmu
Lembut tatapanmu menyesakkan hati untuk terus berada dalam angan
Ejakan bait perkata tak kan mampu melukiskan keindahan mu sebagai seorang insan
Sungguh indah, bah seorang bidadari yang turun dari kahyangan
Tentang mu tak kan pernah habis untuk terlukiskan dalam sebuah tulisan
Ayu, terdengar indah nama itu jika disebutkan selaras dengan parasmu yang menawan
Rama shinta adalah cerita legenda, tapi kamu juga layaknya shinta dengan kecantikan yang perlu di abadikan
Izinkan aku menyebutkan dalam do'a sebagai suatu pengharapan, untukmu gadis manis dengan sejuta keindahan
Kamis, 18 Mei 2017
Coretan Kata : Menghapus Luka
Tempat ku bersandar untukmu wahai harapan. Ku memejamkan mata menggelapkan pandangan, tersirat bayangan hitam dalam cahaya sendu yang temaram. Teriris dalam hati yang semakin nyata dalam khayalan, isak kerinduan mulai menghampiri dalam tangisan. Desir lembut mulai menyerebak sentuhan angin senja, menyesakkan dada membuat suasana kian menyiksa. Meresapi, menghayati, mengikuti, alur cerita nafas yang di titipkan Illahi. Lebih dalam, dan melepaskannya bersama hati yang semakin lebam.
Suara burung memekakkan telinga bersama hati penuh luka. Berayun.... Membuat simfoni selaras berpantun. Membasahi nadi kian dalam hingga tetesan embun menyerbak dalam lantun. Sepintas... Gambaran masa lalu hadir terlintas. Membumbung tinggi bersama penyesalan yang kian nyata, membuat hati ingin berontak dan panas dalam dada. Ada sebuah cerita yang ingin ku lupakan, tetapi tetap bersemayam dalam angan. Cerita tersayat yang ingin cepat ku tinggalkan, untukmu wahai kenangan.
Sampai kapan aku terlepas dari bayangmu, dari lukamu, yang kian menyiksaku. Kau tahu, akulah orang yang rapuh tak setegar karang di laut itu. Hatiku bukanlah baja yang kuat menahan beban penuh luka. Hidupku tak terlalu sempurna untuk melanjutkan kehidupan yang penuh drama. Batinku tak seperti mu yang mudah mencari untuk menjadi persinggahan lagi. Air mataku tak sekuat mendung yang mampu menahan air untuk dibendung.
Tes........ Jatuhlah luka yang jernih, bersemayam dalam pipi, kemudian jatuh membasahi bumi. Air yang tak berdosa, keluar menandakan hati yang penuh luka. Sekuat apapun ku menyeka, semua begitu saja keluar berduyun-duyun membuat ku putus asa. Disudut senja aku membuka mata, menyapa kepada dunia, bahwa aku baik-baik saja.
Selasa, 16 Mei 2017
Coretan Puisi : Sebuah Nama
Sebuah Nama
Dalam iringan tenggelamnya sang surya, ku sebut nama indahmu dalam sapa
Yang ku teruskan hingga keujung do'a, menjadikan keindahannya lebih nyata
Ayu dan keelokan mu melambangkan sebuah tahta yang bermahkota
Hadir mu membawa kesejukan yang terbias dalam suratan senja
Andai kau tahu, ku memandang mu dengan sebuah tatapan nanar
Yang mengisyaratkan sebuah kekaguman, dan tenggelam dalam senyuman mu yang tak ingin memudar
Untuk mu gadis senja dengan keindahanmu yang masih ku rindukan dalam terbitnya fajar
Coretan Puisi : Keindahanmu
Aku duduk termangu dalam ruang rindu
Menatap kembali wajahmu dalam sepintas anganku
Ku terpesona melihat wajah ayumu dibalik parasmu
Terbayang keindahan nyata dalam senyum mu
Membuat ku tertegun seirama dengan awan yang memudar
Berpaut suara burung yang membuat ku tersadar
Bahwa inilah harapku bersama jiwa yang ingin bersandar
Dan masih berharap senyummu tak akan pernah pudar
Kutitipkan kata demi kata kepadamu burung diawan
Sampaikanlah kepada dia yang ku rindukan
Kepada seorang yang menghiasi senja dalam keindahan
Melukiskan warna yang selaras indah terbalut senyuman
Gadis elok nan ayu yang masih terbayang-bayang
Cantikmu tak kan pernah pudar walau senja telah hilang
Aku yang berharap keindahan senyum mu masih terngiang
Dan mata ini masih tertuju padamu keindahan nyata yang terpampang
Senin, 15 Mei 2017
Coretan Kata : Selamat Ulang Buat Kamu
Selamat ulang tahun buat kamu yang menjadi calon seorang ibu. Tak ada ucapan yang setulus doa dan pengharapan, karena usia hanya sebuah hiasan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Usia bukan alasan untuk berpatok pada kedewasaan, karena sikaplah yang menentukan arah menuju pendewasaan. (Usia) bukan hal yang mudah melalui masa transisi, masa dimana kamu berputar mencari jati diri.
Tetaplah menjadi orang baik, tetap lah menjadi pribadi yang lebih baik. Banggakan lah kedua orang tuamu dengan kesungguhanmu, patuhlah kepada mereka karena merekalah surga dunia. Jika kau menjadi wanita hebat, orang tuamu, orang disekitarmu, akan bangga kepadamu. Semoga kesehatan selalu menyertaimu, dan tunjukkan pada dunia bahwa kamulah wanita hebat yang optimis menatap masa depan menjadi lebih baik.
Tetaplah menjadi orang baik, tetap lah menjadi pribadi yang lebih baik. Banggakan lah kedua orang tuamu dengan kesungguhanmu, patuhlah kepada mereka karena merekalah surga dunia. Jika kau menjadi wanita hebat, orang tuamu, orang disekitarmu, akan bangga kepadamu. Semoga kesehatan selalu menyertaimu, dan tunjukkan pada dunia bahwa kamulah wanita hebat yang optimis menatap masa depan menjadi lebih baik.
Minggu, 14 Mei 2017
Coretan opini : Pacaran adalah investasi luka
Pernah enggak sih berfikir bahwa pacaran itu adalah investasi kemana arah tujuanya? Terlepas dari unsur agama tentang kontra pacaran, mungkin penulis akan mengutarakan pendapat sesuai keadaan.
Pacaran adalah dimana seseorang dituntut untuk menjadi seseorang yang sempurna. Ada yang mengatakan "menerima dengan apa adanya", menurutku itu fana men. Percaya enggak percaya pacaran itu dituntut menjadi apa yang "di inginkan" pasangannya. Pasti ada kata "kamu kok gitu sih, enggak mau nurut", satu kata ini membuktikan bahwa kamu dituntut untuk menjadi yang lebih sempurna. Semakin lama kamu pasti akan dituntut menjadi sesosok yang sempurna mungkin sesuai dengan keinginan pasanganmu.
Fase pacaran itu indah di PDKT, dan bulan awal-awal pacaran. Awal pacaran, dunia serasa milik berdua yang terlukis indah. Karena apa, di awal pacaran itu segala yang ditunjukkan itu adalah hal-hal yang baik. Biar dilihat pasangan bahwa kamu adalah sosok yang sempurna, yang benar-benar bangga telah memiliki pasangan yang sempurna. Disitulah konflik belum begitu ada, masih saling mengalah jika salah, dan mudah memaafkan karena terbalut "rasa sayang". Masih banyak janji yang betebaran untuk membahagiakan pasangan, dan berusaha menjadi sosok yang pantas untuk bersanding untuk dia. Berharap keindahan itu tak pernah berakhir, dan kamu membuktikan memamerkan kebahagiaan itu. Kalau orang bilang itu masih anget-angetnya, semua menjadi buta, dan belum menyadari itu adalah fatamorgana dari cinta.
Masuk bulan ke 4 mulai ada gejala-gejala yang membuat konflik, entah kurang ini itu, ataukah mulai ada kebosanan dalam hubungan. Masa krusial pacaran itu berada dalam waktu 4-6 bulan, disitu banyak konflik yang melatarbelakangi hubungan kurang harmonis. Jika mampu bertahan ya lanjut, tapi jika sudah tidak ada harapan.. ya waktu itulah banyak pasangan bertumbangan. Disitu kamu akan mengalami titik kebosanan, semua yang dilakukan menjadi serba salah, dan kamu akan disalahkan akan keadaan. Apalagi kalau pemikiran sama, sama-sama tidak mau mengalah, sama-sama egois, sama-sama mementingkan ego masing-masing. Ya disitulah ujian pacaran berlangsung, semua akan pudar pada waktunya.
Jika mampu melewati masa itu, bulan ke 7 akan mampu bertahan. Tapi bukan keindahan yang ada tapi sama-sama menunjukkan kepribadian masing-masing yang dari bulan 1-4 disembunyikan. Jika saling menyadari akan kekurangan dan kelebihan masing-masing maka akan bertahan sampai satu tahun. Dan kamu menyadari bahwa cinta itu bukan hanya sesuatu hanya senang-senang saja, tapi ada sesuatu yang harus dijaga. Menjaga hati satu sama lain, menjaga sebuah komitmen yang sudah dibangun bersama. Lalu apakah tidak ada pihak ke 3?, saya tegaskan pasti ada. Tapi itu semua tergantung kalian menyikapinya, kalau tertarik ya kamu merespon nya dan akhirnya terjadilah pihak ke 3 diantara kalian. Semua itu tergantung orangnya, jika benar-benar setia ya tak akan tergoda, tapi jika meresponnya entah kamu atau pasangan mu maka jalan terbaik adalah lepaskan hubungan itu. Sekuat-kuat nya cinta bertahan jika ada pihak ke 3, maka pihak ke 3 lah yang akan menang. Kenapa pihak ke 3, karena kamu atau pasanganmu mengalami kebosanan dalam hubungan kalian. Dan pihak ke 3 mengambil kesempatan itu, hingga dia menempatkan diri sebaik dan sesempurna mungkin untuk menjadi yang terbaik. Pasangan yang mengalami kebosanan akan merasa tertarik kepada program yang ditawarkan oleh pihak ke 3 tersebut. Dengan itu pihak ke 3 akan memenangkannya, padahal yang perlu dicatat dan digaris bawah e bahwa pacaran itu siklusnya sama indah pada PDKT dan awal pacaran saja. Jika ada yang tergoda, maka besiap-siaplah untuk patah hati yang lebih dalam.
Perlu kamu tahu bahwa manusia itu memang diciptakan untuk berusaha, dan mencari yang menurut nya terbaik. Percayalah bahwa manusia itu tak ada yang sempurna, pasti memiliki kekurangan masing-masing. Jika kamu mencari yang sempurna, maka kamu tak akan pernah menemukan nya. Sempurna itu hanya milik sang Pencipta bukan milik manusia. Jika kau mencari yang sempurna, maka yang terbaik akan hilang. Jika kau pandai bersyukur, maka yang terbaik akan datang dan yang terbaik pasti akan kelihatan sempurna. Jika kamu sudah menganggap pemikiran mu dewasa, maka hargailah segala yang ada. Terimalah dia yang apa adanya, jangan menuntut dia menjadi orang lain ataupun menjadi yang kau inginkan. Tapi hargai lah dia yang membuat mu kelihatan sempurna dimata dia.
Yah namanya juga pacaran ya, hanya sekedar singgah sementara. Kalau memang mau yang setia sehidup semati, maka jadikanlah halal yang di Ridhoi Illahi. Percayalah kebahagiaan pacaran akan lebih membahagiakan jika sudah halal.
Pacaran adalah dimana seseorang dituntut untuk menjadi seseorang yang sempurna. Ada yang mengatakan "menerima dengan apa adanya", menurutku itu fana men. Percaya enggak percaya pacaran itu dituntut menjadi apa yang "di inginkan" pasangannya. Pasti ada kata "kamu kok gitu sih, enggak mau nurut", satu kata ini membuktikan bahwa kamu dituntut untuk menjadi yang lebih sempurna. Semakin lama kamu pasti akan dituntut menjadi sesosok yang sempurna mungkin sesuai dengan keinginan pasanganmu.
Fase pacaran itu indah di PDKT, dan bulan awal-awal pacaran. Awal pacaran, dunia serasa milik berdua yang terlukis indah. Karena apa, di awal pacaran itu segala yang ditunjukkan itu adalah hal-hal yang baik. Biar dilihat pasangan bahwa kamu adalah sosok yang sempurna, yang benar-benar bangga telah memiliki pasangan yang sempurna. Disitulah konflik belum begitu ada, masih saling mengalah jika salah, dan mudah memaafkan karena terbalut "rasa sayang". Masih banyak janji yang betebaran untuk membahagiakan pasangan, dan berusaha menjadi sosok yang pantas untuk bersanding untuk dia. Berharap keindahan itu tak pernah berakhir, dan kamu membuktikan memamerkan kebahagiaan itu. Kalau orang bilang itu masih anget-angetnya, semua menjadi buta, dan belum menyadari itu adalah fatamorgana dari cinta.
Masuk bulan ke 4 mulai ada gejala-gejala yang membuat konflik, entah kurang ini itu, ataukah mulai ada kebosanan dalam hubungan. Masa krusial pacaran itu berada dalam waktu 4-6 bulan, disitu banyak konflik yang melatarbelakangi hubungan kurang harmonis. Jika mampu bertahan ya lanjut, tapi jika sudah tidak ada harapan.. ya waktu itulah banyak pasangan bertumbangan. Disitu kamu akan mengalami titik kebosanan, semua yang dilakukan menjadi serba salah, dan kamu akan disalahkan akan keadaan. Apalagi kalau pemikiran sama, sama-sama tidak mau mengalah, sama-sama egois, sama-sama mementingkan ego masing-masing. Ya disitulah ujian pacaran berlangsung, semua akan pudar pada waktunya.
Jika mampu melewati masa itu, bulan ke 7 akan mampu bertahan. Tapi bukan keindahan yang ada tapi sama-sama menunjukkan kepribadian masing-masing yang dari bulan 1-4 disembunyikan. Jika saling menyadari akan kekurangan dan kelebihan masing-masing maka akan bertahan sampai satu tahun. Dan kamu menyadari bahwa cinta itu bukan hanya sesuatu hanya senang-senang saja, tapi ada sesuatu yang harus dijaga. Menjaga hati satu sama lain, menjaga sebuah komitmen yang sudah dibangun bersama. Lalu apakah tidak ada pihak ke 3?, saya tegaskan pasti ada. Tapi itu semua tergantung kalian menyikapinya, kalau tertarik ya kamu merespon nya dan akhirnya terjadilah pihak ke 3 diantara kalian. Semua itu tergantung orangnya, jika benar-benar setia ya tak akan tergoda, tapi jika meresponnya entah kamu atau pasangan mu maka jalan terbaik adalah lepaskan hubungan itu. Sekuat-kuat nya cinta bertahan jika ada pihak ke 3, maka pihak ke 3 lah yang akan menang. Kenapa pihak ke 3, karena kamu atau pasanganmu mengalami kebosanan dalam hubungan kalian. Dan pihak ke 3 mengambil kesempatan itu, hingga dia menempatkan diri sebaik dan sesempurna mungkin untuk menjadi yang terbaik. Pasangan yang mengalami kebosanan akan merasa tertarik kepada program yang ditawarkan oleh pihak ke 3 tersebut. Dengan itu pihak ke 3 akan memenangkannya, padahal yang perlu dicatat dan digaris bawah e bahwa pacaran itu siklusnya sama indah pada PDKT dan awal pacaran saja. Jika ada yang tergoda, maka besiap-siaplah untuk patah hati yang lebih dalam.
Perlu kamu tahu bahwa manusia itu memang diciptakan untuk berusaha, dan mencari yang menurut nya terbaik. Percayalah bahwa manusia itu tak ada yang sempurna, pasti memiliki kekurangan masing-masing. Jika kamu mencari yang sempurna, maka kamu tak akan pernah menemukan nya. Sempurna itu hanya milik sang Pencipta bukan milik manusia. Jika kau mencari yang sempurna, maka yang terbaik akan hilang. Jika kau pandai bersyukur, maka yang terbaik akan datang dan yang terbaik pasti akan kelihatan sempurna. Jika kamu sudah menganggap pemikiran mu dewasa, maka hargailah segala yang ada. Terimalah dia yang apa adanya, jangan menuntut dia menjadi orang lain ataupun menjadi yang kau inginkan. Tapi hargai lah dia yang membuat mu kelihatan sempurna dimata dia.
Yah namanya juga pacaran ya, hanya sekedar singgah sementara. Kalau memang mau yang setia sehidup semati, maka jadikanlah halal yang di Ridhoi Illahi. Percayalah kebahagiaan pacaran akan lebih membahagiakan jika sudah halal.
Sabtu, 13 Mei 2017
Coretan Kata : Senja dan Kerinduan
Senja dan kerinduan
Masih menuliskan cerita disaat senja menyapa, aku yang duduk terpaku dalam untaian kata. Menitipkan sedikit harapan untuk mu wahai kenangan. Matahari mengisyaratkan untuk tenggelam, sama seperti mu yang pergi secepat itu membawa kasih sayang yang sekarang padam. Dalam harapan aku mengungkapkan beribu impian yang sudah direncanakan. Keindahan yang dulu pernah kita lakukan, kini lenyap yang larut menjadi sebuah kenangan. Banyak sekali yang menjadi angan, dan berharap kita berdua dapat mewujudkan. Ah... Indahnya berharap ketika kita masih menjadi 2 pasang sayap. Aku dan kamu pergi kealam mimpi, untuk mewujudkan satu persatu harapan yang akan kita lalui.
Masih dalam senja untuk menyapa sendu yang semakin pilu. Aku sadar, aku bukanlah orang yang pantas untuk bersanding sejajar. Semua isyarat pergi menandakan aku bukanlah orang yang pantas untuk melabuhkan hati. Sayatan demi sayatan sudah selayaknya aku dapatkan. Begitu pilunya hatiku dalam temaramnya cahaya senja berhiaskan mahkota keindahan yang nyata.
Sejenak, aku membuka kembali kenangan yang tergores dalam keindahan luka. Aku merindukan kenangan yang tak nyata, tapi terpampang nyata. Sejenak, aku memaki diriku dengan segala kekurangan ku. Sejenak, aku merindukanmu tapi itu bukan dirimu. Sejenak, aku tersadar diriku hanyalah seorang pecundang yang tak layak untuk bersandar. Sejenak, kau berhasil membuat diriku rapuh dengan parasmu yang membuatku luluh.
Sejenak, kenangan itu melintas dan semakin jelas bahwa aku memang tak pantas. Sejenak itu pula aku putus asa dalam keindahan senja, dan merindukan sesuatu yang mustahil menjadi nyata.
Masih menuliskan cerita disaat senja menyapa, aku yang duduk terpaku dalam untaian kata. Menitipkan sedikit harapan untuk mu wahai kenangan. Matahari mengisyaratkan untuk tenggelam, sama seperti mu yang pergi secepat itu membawa kasih sayang yang sekarang padam. Dalam harapan aku mengungkapkan beribu impian yang sudah direncanakan. Keindahan yang dulu pernah kita lakukan, kini lenyap yang larut menjadi sebuah kenangan. Banyak sekali yang menjadi angan, dan berharap kita berdua dapat mewujudkan. Ah... Indahnya berharap ketika kita masih menjadi 2 pasang sayap. Aku dan kamu pergi kealam mimpi, untuk mewujudkan satu persatu harapan yang akan kita lalui.
Masih dalam senja untuk menyapa sendu yang semakin pilu. Aku sadar, aku bukanlah orang yang pantas untuk bersanding sejajar. Semua isyarat pergi menandakan aku bukanlah orang yang pantas untuk melabuhkan hati. Sayatan demi sayatan sudah selayaknya aku dapatkan. Begitu pilunya hatiku dalam temaramnya cahaya senja berhiaskan mahkota keindahan yang nyata.
Sejenak, aku membuka kembali kenangan yang tergores dalam keindahan luka. Aku merindukan kenangan yang tak nyata, tapi terpampang nyata. Sejenak, aku memaki diriku dengan segala kekurangan ku. Sejenak, aku merindukanmu tapi itu bukan dirimu. Sejenak, aku tersadar diriku hanyalah seorang pecundang yang tak layak untuk bersandar. Sejenak, kau berhasil membuat diriku rapuh dengan parasmu yang membuatku luluh.
Sejenak, kenangan itu melintas dan semakin jelas bahwa aku memang tak pantas. Sejenak itu pula aku putus asa dalam keindahan senja, dan merindukan sesuatu yang mustahil menjadi nyata.
Coretan puisi : Gadis Senja
Gadis senja
Menatap mu bagaikan warna pelangi di ujung senja
Parasmu menghiasi ufuk barat di atas indahnya dunia
Berproses hingga berubah menjadi jingga
Berkilau, mewariskan keindahan yang nyata
Diatas mu ada warna yang membuat haru
Perpaduan yang apik antara jingga dan biru
Semua terbias dalam senyum mu
Menjadikan ku bersyukur pernah menatapmu
Kau gadis senja dengan beribu keindahan
Mewakilkan goresan diatas awan berselimut senja dalam kerinduan
Kau sungguh indah bersama senyuman
Keindahan mu tak akan hilang walaupun malam menggantikan
Menatap mu bagaikan warna pelangi di ujung senja
Parasmu menghiasi ufuk barat di atas indahnya dunia
Berproses hingga berubah menjadi jingga
Berkilau, mewariskan keindahan yang nyata
Diatas mu ada warna yang membuat haru
Perpaduan yang apik antara jingga dan biru
Semua terbias dalam senyum mu
Menjadikan ku bersyukur pernah menatapmu
Kau gadis senja dengan beribu keindahan
Mewakilkan goresan diatas awan berselimut senja dalam kerinduan
Kau sungguh indah bersama senyuman
Keindahan mu tak akan hilang walaupun malam menggantikan
Jumat, 12 Mei 2017
Cerpen : Menunggu Sebuah Harapan
Menunggu Sebuah Harapan
Catatan seorang pecundang yang ingin menggapai masa depan
Karya : Shing Adiwangsa
Cerpen Romansa Terinspirasi Lagu : Sheila On 7 - Berhenti Berharap
Semua orang pasti memiliki kisah tersendiri dibalik megahnya dunia yang indah ini. Kenapa aku mengatakan indah, ya… memang dunia itu indah bagi yang mensyukurinya. Syukur berarti merasa cukup terhadap apa yang dimiliki, dan memanfaatkan apa yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Aku sangat percaya bahwa setiap apa yang terjadi itu tak ada yang serba kebetulan, semua terjadi karena memang sebuah takdir. Takdir yang membawa ke pertemuan, takdir pula yang mempertemukan perpisahan.
Sebuah takdir yang bernama pertemuan terbawa bersama arus sebuah senyuman, tapi muara dari pertemuan adalah perpisahan. Siap bertemu berarti juga siap menanggung pisah. Banyak orang hanya ingin bertemu tanpa ada kata pisah, dan sebaliknya. Perpisahan adalah suatu momok yang menakutkan, harus dihindari, dan belomba-lomba berdo’a kepada Sang Pencipta untuk tidak bertemu dengan perpisahan. Manusia itu tidak sadar bahwa bertemu sudah memiliki pasangan untuk berpisah.
“Lhoh..! kamu ngapain disini ! Ini kan tempat nongkrong para cowok !” Kataku dalam keheranan. “Terserah aku donk…. ! Kita kan udah pisah, ngapain kamu ngikutin aku sampai kesini” Kata dia seorang cewek yang selama ini bersamaku. “Bagaimana kabarnya! kamu kok tidak pernah nemuin aku jika ku ajak ketemu!” Kataku kembali dengan penuh tanya
Tiba-tiba seorang cowok menyambut dengan sebuah senyuman, dan kurasa itu senyuman yang mengandung arti yang dalam. Seperti rasa cemburu yang bercampur dengan sebuah emosi yang tertahan.
“Itu lo…kamu dicari pacar kamu…” Kata seorang cowok yang tak kukenal
Bagaikan tersambar sesuatu yang menyakitkan, ternyata dia datang menemui seorang cowok yang tak ku kenal.
“Loh…loh… kamu itu siapanya ya mas!” Kataku dengan penuh keheranan “Tanya sama dia” Kata si cowok sambil menunjuk dia yang didepannya yaitu kekasihku dulu bernama Novi “Bentar-bentar, kamu itu pacar barunya ya mas!” Kataku “Tanya saja sama dia, biar dia yang menjelaskan” Kata si cowok menegaskan
Sekian menit sang cewek hanya bisa diam dan tersipu malu, tersenyum kepada sang cowok menandakan bahwa memang mereka menjalin hubungan. Disitu, waktu itu, reflek, mulai meningkat kinerja darahku, dan terpanggang bersama hati yang terbakar.
“Owh… ! Aku tahu kenapa dalam 1 bulan ini kamu menghindariku. Bahkan sejak pertengkaran itu, kenapa kau tak meminta maaf kepadaku. Ternyata sudah bersama cowok ini?” “3 Tahun hubungan kita, yang sudah ku jamin untuk sebuah keseriusan, tapi kamu meninggalkan begitu saja?” “Dimana hatimu, dimana kasih sayang yang kau ucapkan baru kemarin 1,5 bulan yang lalu untuk berjuang bersama sampai kepelaminan. Apa kau tidak ingat dalam janji itu, untuk tidak saling meninggalkan satu sama lain?” “Apa ini memang balesanmu atas pengabdianku selama 3 tahun untukmu, kau tahu aku tidak pernah sama sekali menghianatimu, bahkan selama ini baru kali ini ada pihak ke 3 yang masuk dalam kehidupan kita?.” “Apa maksudmu, apa maksud semua ini. Kau ingat baru kemarin kita merasakan aniverseri ke 3 tahun hubungan kita, baru kemarin kita merayakan ulang tahunmu, dan baru kemarin juga kita merayakan ulang tahun adikmu yang penuh kebahagiaan.?”. Penjelasanku mencari sebuah keadilan
Seketika semua diam dan hening, hanya luapan emosiku yang keluar dari kejelasan hubungan aku dan dia. Aku tak pernah menyangka dengan kejadian ini, dia yang ku yakin tak pernah tega menyakitiku begitu sadisnya sudah bersama dia untuk mengkhianatiku.
“Sebentar mas, kita sama-sama cowok. Biar dia yang memilih”. Kata cowoknya “Bukan urusanku sama kamu mas, ini urusanku sama dia!” Kataku dengan penuh luapan emosi “Aku tahu mas kamu sudah berakhir sama dia lama, aku baru 1 bulan sama dia, dan kita juga belum pacaran” Katanya lagi dengan penuh kemenangan
Kau tahu, aku pisah sama dia baru 1,5 bulan yang lalu karena ada permasalahan yang sebenarnya tidak fatal. Aku berfikir kenapa dalam 1,5 bulan ini dia tidak meminta maaf kepadaku, dan tidak ingin berubah atas apa yang telah dia lakukan dalam kesalahannya. 1,5 bulan pula aku menunggu dia datang padaku hanya untuk sekedar minta maaf, 1,5 bulan itu aku memperbaiki diriku agar aku layak bersanding dengan dia seorang bidadari surga dalam sebuah ikatan dipelaminan. Aku berjuang untuk mewujudkan janjiku untuk menikahinya, karena memang aku sangat menyayanginya. Kau tahu, dia sudah ku kenalkan dengan keluargaku bahkan kedua orang tuaku sangat menyayanginya yang kelak menjadi anaknya.
Aku dan keluargaku pula telah merencanakan 4 bulan kedepan untuk memberi sebuah kejutan agar aku diterima sebagai calon menantu untuk sesorang yang akan menjadi ayah dan ibuku kelak. Setelah kejadian pertengkaran itu, aku masih setia kepadanya dan tetap berjuang mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah kita rencanakan. 1,5 bulan itu aku menunggu, membuka lebar pintu maafku, dan berusaha menghubunginya langsung atau tidak langsung. Tapi semua sia-sia, tak ada jawaban apapun, tak ada kejelasan apapun sekian waktuku menunggu. Aku sendiri hanya berpura-pura baik-baik saja dihadapan kedua orang tuaku terhadap hubunganku dengannya, oh Tuhan… begitu sadisnya aku yang membohongi ke dua orangtuaku untuk dia yang ku kira sangat setia. Setiap kali orang tuaku bertanya keadaan hubungan kami, aku selalu berbohong dan disaat itu mulailah tetesan ketulusan mengalir yang tak bisa kutahan membasahi pipi. Seakan menyesakkan hati, aku berusaha menemuinya untuk sebuah kejelasan. Aku datang kekampusnya, dan sialnya dia tak pernah menemuiku bahkan dia tak pernah kelihatan kalau ada aku. Entah dia sengaja atau tidak, aku tak pernah tahu.
1,5 bulan setetes demi tetes semua berlinang begitu saja, aku tak pernah tahu berapa liter yang kuhabiskan untuk meratapi hubungan yang berantakan ini. Setiap detik, setiap sujudku, masih tak terlepas namanya dalam doaku. Memang impianku kami bisa bersanding dalam hubungan yang halal, dan dia menjadi sesosok ibu yang membimbingku dan anak-anakku kelak. Sungguh indah rencanaku dan keluargaku untuk memiliki bidadari yang cantiknya alami, yang sangat setia, yang begitu menawan, dan jauh dari seseorang yang kukenal sekarang.
“Ya sudah mas, disini, ditempat ini, bahkan tempat favoriku untuk mencari inspirasi, aku melepaskan dia untukmu. Jagalah dia seperti aku menjaga dia selama 3 tahun ini, mungkin kau lebih sempurna dari pada aku yang pecundang ini. Dia sukanya minta foto dan menjadi seorang model ketika jalan, makanan favorinya mie ayam terutama daerah A dan B, minumannya selalu es teh. Aku mengaku kalah mas, selamat ya atas hubungan kalian”. Kataku dengan raut kekalahan
Aku meninggalkan mereka dengan hati yang berantakan, aku tak tahu kemana arah yang akan ku tuju. Aku memacu motorku di keheningan malam, dengan suasana hiruk piruk kota dengan hati yang lebam. Air mataku tak henti-hentinya mengalir dalam diam, mengalir bagaikan sumber yang teramat dalam. Aku berhenti sejenak dalam tempat yang sepi, melampiaskannya kedalam sunyi. Aku teriak dalam pekatnya sang hitam, membenamkan dalam sebuah lamunan. Kalau kedatanganmu untuk pergi, kenapa mengucap sebuah janji. Kalau cintamu hanya semu, mengapa kau tetap bilang cinta padaku. Kau tahu, ada harapan yang terbelenggu. Ada sebuah janji yang dengan kasarnya kau ingkari. Ada rasa yang kau bawa membumbung tinggi, dan kau pergi dengan dia yang tak ku kenali. kenapa harus sedalam ini, yang sudah ku persiapkan untuk memantaskan diri. Oh Tuhan….. kenapa sebuah keseriusan dibalas dengan sandiwara candaan. Ataukah memang aku bukanlah seseorang yang pantas untuknya, untuk berlabuh menjadi pendampingnya. Aku yang sadar bukanlah yang sempurna, yang mendambakan dewi fortuna. Ah sudahlah, semua adalah sia-sia. Yang ku pupuk dari benih menjadi dewasa, dan akhirnya setelah sempurna aku di tinggalkan jua. Begitu menyakitkan……
Aku menyusuri jalanan untuk pulang, dan berharap ini sebuah mimpi yang tak menjadi kenyataan. Dalam perjalanan, yang terlihat semua orang itu menyebalkan. Dalam terpaan angin malam aku masih menangis dalam diam. Aku pulang dalam keadaan yang sendu, meyapa orang tuaku dan aku langsung memeluk ibuku. Dalam pelukannya aku menangis sejadi-jadinya, disaksikan seluruh keluargaku yang mengkhawatirkanku karena seharian aku belum pulang tanpa mengabarinya. Mereka merubutiku, seakan-akan aku mengalami musibah yang begitu pilu. Aku tak bisa berkata apapun, hanya tangisanku yang melantun.
20 Menit berlalu aku masih dipelukan ibuku, aku mulai berbicara menceritakan apa yang telah terjadi. Disaat itu aku tak tahu harus bagaimana, ibuku pun tangisannya mulai berpantun seiring jeritan air mataku mengalir dengan tulusnya. Sungguh haru, dan sangat pilu. Kau tahu… bukan hanya kekecewaanku, tapi keluargaku yang telah menaruh harap kepada dia yang ingin dijadikan menantu. Kekecewaan kami semua menjadi satu dalam kurun beberapa waktu. Malam itu, aku tidur bersama orang tuaku yang masih memikirkan kejadian yang telah lalu. Ibuku selalu berkata, “ikhlaskan….. jangan menyalahkan siapapun, karena itu bukan jodohmu. Inilah takdirmu, bukan bersama dia yang telah mengkhianatimu, tapi bahagialah menjemput jodohmu yang akan menemuimu”. Kau tahu.. Hal tersakit dalam sebuah cinta adalah ketika kau sudah menyusun sebuah masa depan dengan indahnya, kau dihempaskan dia pergi bersama orang lain. Bahkan keluargamu sendiri yang menjadi korban keganasan sebuah cinta dengan dia yang tak menghargaimu.
1 Bulan berlalu, aku masih seperti yang dulu saat kejadian malam itu. Menangis, kecewa, sedih, tak kuat menahan beban derita yang sangat tak ku sangka. 1 Bulan itu aku selalu ditemani orang tuaku ketika malam menyapa, 1 bulan yang menyiksa akal fikiran, kesehatan dan batin yang merantakan. Setiap malam aku tak bisa tidur, hanya bisa neratapi dan menangisi sesuatu yang telah pergi. 1 bulan aku tak nafsu makan, sehingga kesehatanku pun mulai tak beraturan. 1 bulan aku tak bekerja sehingga tak punya penghasilan. 1 bulan berlarut dalam kesedihan sehingga aku lupa akan kulyah yang hampir sampai pada akhir penantian. Yang begitu menyesakkan hingga membuat berantakan itu karena sebelum berpisah kita sama-sama mengucap sebuah janji untuk tidak saling mengkhianati, membuat komitmen untuk tak saling meninggalkan, dan berjuang untuk selalu mensupport satu sama lain hingga menjadi kakek nenek dikemudian hari. Bila kisah itu adalah sebuah investasi waktu yang berakhir pilu, maka biarkanlah aku mengucapkan terima kasih untukmu karena kamu membuatku belajar untuk menahan rindu. Indahnya mimpi-mimpi itu, hingga akhirnya berubah menjadi pilu.
Memasuki bulan ke 2 semua masih seperti biasa, masih berkecimpung dengan masalalu yang sudah entah kemana. Aku mencoba bangkit dengan berinteraksi dengan sosok-sosok yang baru. Aku memulai membuka kembali sosial media yang dulu ku tinggalkan begitu saja, untuk mencari hiburan dibalik berandanya. Aku mencoba mengorek informasi tentang kuliahku yang beberapa waktu tak terurus, karena aku terlambat untuk mengajukan judul skripsi yang menjadi momok para mahasiswa tingkat akhir. Entah kenapa aku mencoba menghubungi sesosok wanita yang belum kukenal untuk sharing terhadap skripsi yang selama ini ku tinggal. Entah mengapa aku memilih dia, dan entah mengapa pula aku meminta kontaknya untuk sharing lebih lanjut, dan diapun meresponnya.
“Assalamualaikum”. Sapa dalam do’a Vita
Inilah yang menjadi ciri khasnya, salam dengan nada asing yang belum pernah ku dengar sebelumnya. Tapi dengan lembut suaranya, mengalunkan suara merdu dengan indahnya. Hari itu aku menelfonnya untuk membicarakan pendahuluan skripsi yang aku masih bingung untuk memulainya. Dari sini aku banyak belajar darinya, semua yang dia jelaskan membuatku faham dan mengerti akan bab per bab dari skripsi itu. Dengan semangatnya dia menjawab semua pertanyaanku, bahkan dari hal terdetail aku dijelaskannya hingga benar-benar memahaminya. Tak terasa 2 jam pembicaraan kami, dipagi hari, dengan hembusan angin pagi yang menyejukkan hati.
Vita, nama yang indah ketika ku sebut pada waktu itu. Dia sosok yang menjadi moodbosterku, dengan dia aku bisa tertawa, dan dengan kehadirannya dia merubah hidupku yang kelam terhadap masa lalu. Aku belum berani pembahasan diluar skripsi, tapi dialah yang memintaku bahwa pertemuan ini bukan hanya soal skripsi. Dia meyakinkan ku bahwa setiap pertemuan dan perpisahan itu sudah di atur oleh-Nya, dan segala pertemuan itu tak ada yang seba kebetulan, semua sudah menjadi takdir kapan dan dimana pertemuan itu terjadi. Termasuk pertemuan antara aku dan dia, semua berawal dari skripsi dan dia berharap menjadi teman sampai nanti.
Berbulan-bulan aku tak mampu tersenyum sekarang dia merubah hidupku untuk dapat melanjutkan hidup lagi, aku mulai bercerita tentang masa laluku yang kelam yang baru kemarin terjadi. Dengan senyumnya dia berbicara untuk membantuku agar bisa bangkit dan melupakan masa lalu yang kelam itu, dia akan selalu menemaniku hingga kami menjadi sarjana dalam wisuda bahkan untuk selanjutnya. Aku berfikir apakah ini memang wujud dari do’aku agar aku disegerakan bisa dipertemukan dengan jodohku. Entahlah, hanya takdir yang bisa menjawabnya.
Waktu terus berputar hingga kami berhasil mengerjakan skripsi yang seharusnya sukar. Aku banyak belajar dari penelitian-penelitian terdahulu untuk lebih memahami isi dari skripsi itu. Yang lebih membuatku haru, sifatku dan dia mengalami kesamaan dalam pengucapan, cara bercanda, dan memiliki hobi yang sama. Memiliki fans club bola yang sama, genre music yang sama dalam idolanya, suka lagu yang sama, bahkan makanan favorit pun mengalami kesamaan. Itulah yang membuat kami cepat akrab, bahkan baru kenal setelah sekian lama dalam lingkungan yang sama. Kami saling mensupport satu sama lain dalam keindahan takdir yang mempertemukan kita. Karena memang takdirlah yang mempertemukan aku dan dia, takdir pula yang membawa perubahan dalam kehidupanku.
Sekian waktu berlalu, keindahan tercipta dengan dia. Skripsipun berlalu dengan revisi dari dosen pembimbing masing-masing, dan disitulah letak kelemahan dia. Dengan revisi dia down dengan fikirannya, dan akupun membantu mensupportnya hingga dia semangat kembali untuk mengerjakannya. Dalam sedih, ada tawa. Dalam canda, ada semangat yang harus kami bawa. Segalanya begitu cepat hingga membuat perubahan dalam diriku begitu pesat. Aku mulai ikhlas terhadap masa laluku, dan bangkit menatap masa depan yang disampingku ada dia yang selalu memberikan dukungan untukku. Dia memberikan harapan-harapan baru untuk ku tetap maju tanpa melihat masa lalu. Yang lalu ikhlaskan, tataplah masa depan yang baru. Indahnya motivasi dari dia, seindah senyumnya yang membuatku luluh akan hadirnya.
Dia mulai membuka diri tentang masa lalunya, dia ditinggal oleh kekasihnya dulu dan sekarang masa lalunya bersama orang lain. Dengan curhatan itu, aku pun mulai berani masuk dalam kehidupannya. Karena posisi sama, pernah ditinggal bersama masa lalu untuk dia bersama orang lain. Ya… kita sama-sama korban dari keganasan cinta yang sebenarnya fana. Akupun mulai merasa nyaman dengan dia, cara bicara, cara bercanda, dia mewakili diriku. Bagaikan pembicaraannya adalah cerminan dari cara bicaraku, aku sempat berfikir apakah memang dia dikirim oleh Tuhan untuk melengkapi kekuranganku.
Suatu hari ada sesuatu yang membuat kami berhenti komunikasi, awalnya aku tak tahu apa penyebabnya. Tapi setelah kejadian itu aku mulai menyadarinya. Aku bertemu dengan masa lalunya yang mengenalku, dan seakan ekspresinya mengetahui kalau aku menjalin komukasi dengan dia wanita terindahnya itu. Setelah ku selidiki, ternyata benar. Aku bertanya kepada vita apakah masa lalunya mengetahui komunikasi kami, dia menjawab “iya.. baru kemarin”. Dalam hatiku bertanya, katanya masalalunya sudah bersama orang lain tapi kenapa kok masih saling komunikasi bahkan bertemu dengan indahnya menceritakan aku kenal sama dia. Aku merasa ada yang ganjal terhadap pertemuan itu. Dalam waktu yang sama, semua ku introgasi terhadapnya. Satu kalimat yang membuatku tercengang, bahkan sempat membuatku hancur berantakan.
“Kita tidak ada hubungan apa-apa kan mas, kenapa harus kecewa sih, kita kan hanya teman. Dia lo biasa sama kamu”. Katanya dalam sebuah kejelasan
Pernyataan yang telah menjawab segalanya, pernyataan yang membuat kejelasan atas komunikasi selama ini. Bahkan dalam chat selanjutnya terfokus pada permasalahan skripsinya, dan melupakan segala sesuatu yang pernah kita bicarakan pada waktu lalu. Dulu dia yang meyakinkan ku untuk tidak fokus pada skripsi, dan pada saat ini dia bilang pertemuan kita hanya sebatas skripsi. Ada apakah sebenarnya ini, aku belum tahu apa yang terjadi.
Keesokan harinya aku baru menyadari bahwa dia telah balikan pada masa lalunya yang katanya meninggalkan dia untuk wanita lain. Begitu cepatnya kah harapan-harapan yang dia berikan, begitu cepatnya pula dia hilang dan kembali kemasa lalunya. Semuanya membuatku tak percaya, kalau memang dia masih komunikasi baik dengan masa lalunya kenapa dia bilang ditinggalkan demi wanita lain. Kalau memang masih komunikasi dengan baik, kenapa tidak bicara hingga akhirnya aku menaruh harapan untuk dia. Setelah semua terjadi hampir dalam, dengan begitu sajakah mencabut apa yang telah dia tanam. Dia yang mengajarkanku banyak hal untuk bangkit, tapi dia pula yang memberikan luka kembali kemasa yang sulit.
Kau tahu, rasanya bisa bangkit dan memiliki semangat kembali. Kau memiliki harapan baru dan kau memiliki impian yang tinggi untuk merubah keadaan menjadi lebih baik. Tapi setelah kamu terbang tinggi setinggi-tingginya dengan harapan yang dia berikan, kau dijatuhkannya sedalam-dalamnya dalam jurang kehancuran. Ya, seperti itulah gambaran keadaan ku saat itu. Inilah sandiwara kehidupan yang nyata, seakan aku adalah actor ketiga dibalik kisah cinta mereka. Dia menuliskan cerita dan mengambil beberapa actor didalamnya, setelah actor yang dia incar masuk dalam sandiwaranya, dia melakukan peran mengontrol para pemainnya. Semua berjalan baik, dan dia mendapatkan apa yang di inginkannya. Setelah itu, satu persatu pemain di bunuhnya, hingga dia mendapatkan apa yang menjadi tujuan dari endingnya. Sungguh indah harapannya, sungguh indah cerita pendek yang menjadi korbannya. Semuanya begitu cepat, mereka mengakhiri cerita dalam skenarionya dengan senyum kebahagiaan yang mereka dapat. Sedangkan aku, seakan tersangka dalam perebutan kasih mereka, yang tentunya dipandang hina. Korban yang ditersangkakan, yang hina disemua tatapan, dan berakhir dengan kesedihan. Aku hanya bisa diam, tanpa kata, dan hati berderai air mata.
Aku sampai sekarang masih tak bisa berfikir tentang hati manusia, sekarang A, besoknya B, apalagi selanjutnya. Dulu orang yang ku yakin tak akan pernah melukai hati, yang ku percaya 100%, dengan sadisnya mengkhianati dan merusak kepercayaan yang sudah ku berikah seutuhnya. Kepercayaan ku sudah kuberikan, hatiku seutuhnya untuk dia, bahkan 80% hidupku ku abdikan untuk dia yang tak ku sangka begitu tega. Dalam do’a selalu ku ucap nama dia, dalam nyata selalu kuberikan waktu, jiwa, dan ragaku sepenuhnya. Tapi apalah daya, 3 tahun berlalu hanya sia-sia karena pihak ke 3. Apalah arti janji, apalah arti komitmen, apalah arti keseriusan, apalah arti ketulusan, jika semuanya tinggal sebuah angan.
Ditambah lagi cerita yang menyayat dari sesorang yang memberi harapan kebangkitan, dan ujungnya juga sama…. Patah hati, sakit hati, kecewa, dan luka. Oh Tuhan, begitu sadisnya mereka memperlakukanku. Aku tak tahu Tuhan, aku harus apa dan bagaimana. Aku malu menjemput harimu, aku putus asa menerima jalan hidup yang nyata. Aku menjerit dalam do’a, mengisak tangis dalam kepasrahan, berteman dengan kesedihan, dan berharap hidup yang pahit ini berakhir dalam kematian.
Disini, diwaktu ini, aku menuliskan kenangan pahit yang membuat hatiku menjerit. Aku malu kepada orang tuaku karena tega menyakiti mereka, aku malu kepada tetangga jika akhirnya berakhir juga. Aku malu kepada mereka karena aku benar-benar menjadi seorang pecundang yang selalu kalah karena memiliki kekurangan. Aku takut keluar, karena aku takut ketemu dengan dia yang telah bahagia dengan pilihannya. Sedangkan aku masih terpontang panting menjadi seorang pecundang yang dibuang dari kalangan. Mereka semua telah bahagia dengan orang-orang terkasihnya, sedangkan aku belum ada perubahan apapun. Aku yang tak sempurna ini, merasa pantas untuk menjadi bahan yang di buang dari kehidupan ini. Aku trauma akan wanita, aku juga suudzon kepada para wanita bahwa mereka memiliki hati yang sama. Aku trauma akan segalanya… kepercayaan, ketulusan, bahkan orang baik pun bagiku hanyalah fatamorgana. Hidup ini kontras, hanya hitam dan putih. Warna bukan menampakkan keindahannya, warna hanya hiasan yang ujungnya juga hitam dan putih pada akhirnya.
Aku masih menunggu harapan yang kuharap menjadi sebuah keajaiban, aku trauma akan hubungan. Jika aku boleh memutar waktu berjalan, aku tak ingin menjalin hubungan dalam ikatan pacaran. Aku benci akan kata cinta dalam pacaran, karena semua hanya hiasan hubungan dan belum tentu takdir yang melanjutkan. Aku hanya bisa berharap kepada Tuhan untuk bisa cepat dipertemukan dengan jodoh yang sudah ditakdirkan. Aku mendambakan ikatan dalam sebuah janji suci dalam pernikahan. Aku berdo’a, berharap, dan selalu memanjatkan lantunan cerita dalam sujud ditengah keputus asaan akan kehidupan. Aku masih bertahan, walaupun tak tahu entah sampai kapan.
Dan aku masih menunggu akan harapan itu…. Selalu…. Hingga waktu akan menjemputku…. Ku titipkan cerita ini untukmu, bersama hati yang rapuh dalam pilu, dan tak tahu entah sampai kapan semuanya berlalu….
Langganan:
Postingan (Atom)